DAFTAR PUSTAKA Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Peran Pola Asuh Orangtua Dalam Perkembangan Anak. Jurnal Psikologi, No: 1, 10-22.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Ariyanti, P.D. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Metode Pendidikan Alternative Berbasis Komunitas Dengan Kemandirian Siswa di Sekolah Qoryah Toyyibah Salatiga.
(tidak diterbitkan) Surakarta: Fakultas Psikologi UMS. Membangun Kemandirian Anak Menjelang Usia Sekolah.
Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian Siswa Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2005/2006. (tidak Diterbitkan).
Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan, UNNES. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Penyusunan Skala Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Child, Family, School, Community: Sosializations and Support. Forth Worth: Hartcourt Brace College Publishers. Nilai Anak Bagi Orang Tua dan Implikasinya Terhadap Pengasuhan.
Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Garliah, L dan Kartika S.N. Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Motivasi Berprestasi. No: 1 8-19Medan: Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo Gunarsa, S.D.
Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Bimbingan Bagi Orang Tua Dalam Penerapan Pola Asuh Untuk Meningkatkan Kematangan Sosial Anak. Skripsi (tidak diterbitkan).
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Metodologi Research jilid II. Yogyakarta: Andi OffsetHadi, S. Metodologi Research jilid I.
Yogyakarta: Andi Offset Heri. Jika Harus Berpisah. Menjadi Orangtua Tunggal. Hurlock, E.B. Perkembangan Anak (Terjemahan Meitasari Tjandrasa). Jakarta: Erlangga. Psikologi Perkembangan Anak (Psikologi Populer).
Jakarta: Ghalia Indonesia. Indrissobir, I.
Tindak kekerasan Terhadap Anak Ditinjau Dari Praktek Pengasuhan Dan Orientasi Keagamaan Orang Tua. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: UMS. Psikologi Umum.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kartawijaya, A., & Kay K. Artikel Tentang “Mendidik Anak Untuk Mandiri”. Psikologi Anak.
Bandung: Mandar Maju., K. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju. Kerlinger, 1993.
Asas-asas Penelitian Behavioral (Terjemahan Yudi R.). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.Meichati, S.
Kepribadian Mulai Berkembang Dalam Keluarga. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM. Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Penerbit Gramedia. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: ARCAN Mu`tadin, Z. Remaja dan Rokok.
Online: com/lainlain/zainun.htm.Nazir, M. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Patmonodewo, S. Pendidikan Anak Pra Sekolah.
Bandung: Rineka Cipta. Partowisastro, K. Dinamika Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga Poerwodarminto, W.J.S, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.Prasetya, G.T, dan Sutoyo. Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media Komputindo. Prawironoto, H.
Pembentukan Budaya dalam Lingkungan Keluarga di Daerah Jawa Tengah. Jateng: Depdikbud Dirjen Kebudayaan Rahmat, J. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya., J. Psikologi Komunikasi.
Remaja Rosdakarya. Rahmawati, H.S. Perbedaan Kemandirian Antara Anak Sulung Dengan Anak Bungsu Pada Siswa Kelas II SMA Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia.
Ratnawati, S. Keluarga, Kunci Sukses Anak. PT Kompas Media Nusantara. Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 1: Edisi Kelima.
Penerbit Erlangga. Shaffer, D.R. Developmental Psychology: Childhood&Adolescence.
Sixth Edition USA: Wadsworth/Thomson learning, Inc Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Sinar Baru Algensindo. Mengasuh Dengan Hati. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Supartini, Y. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta. Suryabrata, S.
Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi Offset Press Suwarsiyah, A. Menumbuhkan Kemandirian Anak, Kreativitas Dan Konsep Diri Yang Sehat Anak Usia Dini; Sebuah Tinjauan, UII Yogyakarta. Penelitian Tentang “Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Agresivitas Remaja”. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka pelajar (IKAPI).Utami, Y.R. Penyesuaian diri dan pola asuh orang tua yang memiliki anak retadarsi mental.
Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: UMS. Psikologi Umum.
Yogyakarta: Andi Offset. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar (Edisi ke-2, Cetakan ke-3) Jogjakarta: Andi.Anonim http://Nakita.artikel.panduan-tumbuh-kembang.php3.htm.
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman, 23 Maret tahun 1900 dan meninggal 18 maret 1980. Belajar psikologi dan sosiologi di Universitas Heidelberg,Frankfurt, dan Munich. Setelah meraih gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut Psikoanalisis Berlin yang terkenal. Ia pergi ke Amerika Serikat tahun 1933 sebagai lector di Institut Psikoanalisis Chicago kemudian ia melakukan praktik privat di New York City. Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama The economic and philosophical manuscripts yang ditulis pada tahun 1844.
Karya Marx ini yang diterjemahkan dalam bahasa inggris oleh T.B Bottomore termuat dalam Marx`s concept of man karangan Fromm (1961) dalam Beyond the chains of illusion (1962). Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan mencoba melakukan sintesis. Fromm memandang Marx sebagai pemikiryang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan psikoanalisis terutama untuk mengisi celah-celah dalam pemikiran Marx. Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhioleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusasteraan, dan filsafat.
Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Fromm mengembangkan tesis bahwa karena manusia menjadi semakin bebas dari abadke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian. Jadi kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Konsep teori Eric From mengemukakan bahwa manusia memiliki lima kebutuhan yaitu: (1) kebutuhan untuk mengadakan hubungan atau kebutuhan akan menjalin hubungan, (2) kebutuhan akan transendensi atau kebutuhan menjadi yang utama, (3) kebutuhan akan bersahabat, (4) kebutuhan untik mengenal diri atau identitas diri, dan (5) kebutuhan akan penyusunan rencana-rencana orientasi atau kebutuhan kerangka orientasi. Jika salah satu dari kebutuhan-kebutuhantersebut tidak terpenuhi, maka individu akan merusahan secara terus menerus untuk melengkapinya. Bentuk kebutuhan yang terpenuhi manusia menunjukan suatukestabilan. Menurut Eric Fromm, kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan manusiawi dan sungguh-sungguh objektif.
Kebutuhan-kebutuhan ini bukandiciptakan manusia melainkan secara kodrat mulai ditanamkan manusia melalui proses evolusi. Fromm meyakini bahwa manifestasi kebutuhan-kebutuhan ini ditentukan oleh peraturan-peraturan sosial yang ada dibawah kehidupannya. Ia memberikan gambaran terhadap lima karakter social yang dikemukakan pada masyarakat dewasa ini yaitu: menerima, keberanian, menyimpan, mengeluarkan dan menghasilkan.
Menurut Fromm manusia merupakan gabungan dari kelima karakter tersebut, namun terdapat perbedaan dalam prilaku individu antara individu yang satu dengan individu yang lainnya disebabkan ada karakter yang menonjal pada setiap individu yang kekuatannya berbeda. Dengan demikian akan individu memiliki karakteristik yang berbeda disebabkan kekuatan dari karakteristik yang mendasarnya. Tipe-tipe ini yang menyebabkan perbedaan individu dalam berhubungan dengan dunianya. Setiap bentuk masyarakat yang telah diciptakan manusia, entah itu berupa feodalisme, kapitalisme, fasisme, sosialisme, atau komunisme menunjukkan usahamanusia untuk memecahkan kontradiksi dasar pada manusia itu sendiri. Kontradiksi yang dimaksud adalah bahwa seorang pribadi merupakan bagian tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang dan sekaligus manusia. Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan-kebutuhan fisiologis tertentu yangharus dipuaskan. Sebagai manusia, orang memiliki kesadaran diri, pikiran dan daya khayal.
Pengalaman-pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah lembut, cinta, perasaan kasihan, sikap-sikap perhatian, tanggungjawab, identitas, integritas, transendensi, dan kebebasan; nilai-nilai serta norma-norma (1968). Kedua aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek manusia, merupakan kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia. 'Pamahaman tentang psikhe manusia harus berdasarkan analisis tentang kebutuhan-kebutuhan manusia yang berasal dari; kondisi-kondisi eksistensinya' (1955, him.
Kebutuhan akan keterhubungan (juga disebut ' frame of devotion' dalam Revolution of hope, 1968) berasal dari fakta bahwa manusia dalammenjadi manusiawi telah direnggutkan dari kesatuan primer binatang dengan alam. 'Binatang diperlengkapi oleh alam untuk menanggulangi keadaan-keadaan yang harus dihadapinya'(1955), tetapi manusia dengan kemampuan berpikir dan berkhayalnya, telah kehilangan interdependensi intim dengan alam. Sebagai pengganti ikatan-ikatan instingtif dengan alam yang dimiliki binatang, manusia harus menciptakan hubungan-hubungan mereka sendiri, yang paling memberikan kepuasanadalah hubungan-hubungan yang didasarkan cinta produktif. Cinta produktif selalu mengandung perhatian, tanggung jawab, respek, dan pemahaman timbal balik. Manusia perlu memiliki suatu kerangka acuan, yakni suatu cara yang stabil dan konsisten dalam memandang dan memahami dunia. Kerangka acuan yang mereka kembangkan mungkin pertama-tama bersifat rasional, atau pertama-tama irasional, atau mungkin memiliki unsur-unsur dari keduanya. Bagi Fromm, kebutuhan-kebutuhan ini sungguh-sungguh manusiawi dan sungguh-sungguh objektif.
Kebutuhan-kebutuhan itu tidak ditemukan pada binatang dan tidak berasal dari pengamatan tentang apa yang dikatakan manusia tentang keinginannya. Kebutuhan-kebutuhan ini juga tidak diciptakan oleh masyarakat; tetapitelah ditanamkan dalam kodrat manusia melalui evolusi. Lalu apakah hubungan antara masyarakat dan eksistensi manusia? Fromm meyakini bahwa manifestasi-manifestasi spesifik dari kebutuhan-kebutuhan ini, yakni cara-cara aktual seseorang mewujudkan potensi-potensi batiniahnya' ditentukan oleh aturan-aturan sosial di mana ia hidup'. Kepribadian orang berkembang menurut kesempatan-kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.
Dalammasyarakat kapitalis, misalnya, seseorang bisa mencapai perasaan identitas pribadi dengan menjadi kaya atau mengembangkan perasaan keterberakaran denganmenjadi pekerja yang dapat diandalkan dan dipercaya dalam suatu perusahaan yang besar. Dengan kata lain, penyesuaian diri seseorang dalam masyarakatbiasanya merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan batin dan tuntutan-tuntutan dari luar. Ia mengembangkan karakter sosial dengan memenuhi harapan-harapan masyarakat.
Teori Kepribadian Mulia Pdf File Download
Reseptif ( Receptive): Sumber kabaikan manusia terletak di luar dirinya termasuk cinta, idea-idea, pengetahuan, hadiah-hadiah dan kepemilikan material. Kualitas negatif pribadi reseptif mencakup kepasifan, ketundukan, kurang percaya diri.
Sifat positif, kesetiaan, penerimaan dan rasa percaya kepada orang lain, Tipe Eksploitasi: (Memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya), Tipe Penimbunan: (suka mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi), Tipe Pemasaran (suka menawarkan dan menjual barang). Memperoleh rasa aman dengan meninggalkan kebebasan dan menyerahkan bulat-bulat individualitas dan integritas diri kepada sesuatu (bisa orang atau lembaga) yang dapat memberi rasa aman. Solusi semacam ini dapat menghilangkan kecemasan karena kesendirian dan ketidakberdayaan, namun menjadi negatif karena tidakmengizinkan orang mengekspresikan diri, dan mengembangkan diri. Cara memperoleh rasa aman dengan berlindung di bawah kekuatan lain. Fromm menyebutnyadengan istilah mekanisme pelarian. Mekanisme pelarian sepanjang dipakai sekali waktu, adalah dorongan yang normal pada semua orang, baik individual maupunkolektif.
KAJIAN LANJUT.